Rusdi *
http://www.kompasiana.com/roesdy
PENGANTAR:
Pada pertengahan abad ke dua puluh, tepatnya pada tahun 1947 di India secara resmi muncul sebuah negara yaitu Pakistan. Jika kita mau menelusuri sejarah terbentuknnya negara tersebut maka akan didapatkan bahwa umat Islam adalah pendiri dan penggagas terbentuknya negar tersebut, dalam artian yang meng-konsep, dan mencita-citakan terbentuknya negara adalah adalah umat Islam.
Terkait pembahasan mengenai konseptor, maka tidak bisa dilepaskan dari pembasan tentang tokoh, oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang tokoh yang berperan besar terkait dengan terbentuknya negara Pakistan, yaitu Muhammad Iqbal yang dikenal sebagai bapak Pakistan dan Muhammadi Ali Jinnah yang dikenal sebagai tokoh yang mewujudkan terbentuknya Negara Pakistan.
MUHAMMAD IQBAL
a. Riwayat Singkat Muhammad Iqbal
Terdapat perbedaan pendapat tentang tahun lahirnya Muhammad Iqbal, ada yang mengatakan Muhammad Iqbal (1877-1938 M) lahir tahun 1877M, semetara menurut Harun Nasution tahun 1876 dan menurut Mukti Ali tahun 1873 di Sialkot, Punjab, wilayah Pakistan (sekarang). Perbedaan pendapat antar Harun Nasution juga menyangkut latar belakang keluarganya, Menurut Harun Nasution Ia berasal dari keluarga golongan menengah, sementara menurut Mukti Ali Berasal dari keluarga Miskin, Ayahnya, Muhammad Nur adalah seorang tokoh sufi, sedang ibunya juga dikenal sebagai muslimah yang saleha.
Pendidikan formalnya dimulai di Scottish Mission School, Sialkot, di bawah bimbingan Mir Hasan, seorang guru yang ahli sastra Arab dan Persia. Kemudian ia mendapatkan biasiswa untuk melanjutkan ke Goverment College, di Lahore, sampai mendapat gelar MA. Di kota lahore ia berkenalan dengan Thomas Arnold dan sekAligus menjadi pembimbingya, seorang orentAlis yang menurut keterangan mendorong Iqbal untuk studi ke Ingris. Setelah selesai menempuh pendidikan di lahore Iqbal diangkat menjadi staf dosen di Goverment College dan mulai menulis syair-syair dan buku.
Akan tetapi, profesinya sebagai dosen tidak berlangsung lama, karena pada tahun 1905, atas dorongan Arnold, Iqbal berangkat ke Eropa untuk melanjutkan studi di Trinity College, Universitas Cambridge, London, sambil ikut kursus advokasi di Lincoln Inn. Di lembaga ini ia banyak belajar pada James Wird dan JE. McTaggart, seorang neo-Hegelian. Juga sering diskusi dengan para pemikir lain serta mengunjungi perpustakaan Cambridge, London dan Berlin. Untuk keperluan penelitiannya, ia pergi ke Jerman mengikuti kuliah selama dua semester di Universitas Munich yang kemudian mengantarkannya meraih gelar doctoris philosophy gradum, gelar doctor dalam bidang filsafat pada Nopember 1907, dengan desertasi The Development of Metaphysics in Persia, di bawah bimbingan Hommel. Selanjutnya, bAlik ke London untuk meneruskan studi hukum dan sempat masuk School of Political Science.
b. Ide Pembaharuan Menurut Muhammad Iqbal
Setelah Iqbal menyelesaikan studinya di eropa, pada tahun 1908 ia kembAli ke lahore, disana ia kembAli menjadi dosen, sekAligus menjadi pengacara, selain itu ia juga masuk ke arena politik, dan pada tahun 1930 ia ditunjuk sebagai presiden Liga Muslimin yang berlangsung di Allahabad, yang menelorkan gagasan untuk mendirikan negara Pakistan sebagai alternatif atas persoalan antara masyarakat muslim dan Hindu. Selama Di lahore Iqbal juga sering melakukan ceramah-ceramah di berbagai universitas di India. Dan sejak itulah ide pembaharuannya terkait dengan kondisi Islam ia sampaikan.
Suatu hal yang menarik tentang ide pemabaharuan iqbal ialah meskipun ia memiliki latar belakang pendidikan eropa ia tidak berpendapat bahwa baratlah yang harus dijadikan contoh, menurutnya yang harus diambil umat Islam dari barat hanyalah ilmu pengetahuannya. Sementara kapitAlisme dan imperiAlisme barat ditentangnya, karena Barat menurutnya sangat dipengaruhi oleh matereAlisme dan telah meninggalkan agama.
Pemikiran Iqbal yang dikenal sebagai seorang filosof sekAligus penyair perihal kondisi Islam mempunyai pengaruh yang luas terhadap gerakan pembaharuan dalam Islam. Sebagaimana para pembaharu lain, Iqbal juga beranggapan bahwa kemunduran umat Islam yang berlangsung sangat panjang disebabkan oleh: Pertama kebekuan dalam pemikiran umat Islam, hukum dalam Islam telah bersifat statis, padahal menurutnya Hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dan pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Kedua, angagapan kaum konservatif yang menganggap rasionAlisme yang dipelopori kaum mu’tazilah membawa kepada dis-intergrasi yang dapat mengganggu kestabilan Islam sebagai kesatuan politik. Iqbal mengkritik pendapat ini dengan menyatakan bahwa menurutnya Islam, pada hakikatnya mengajarkan dinanisme, dan sangat menganjurkan pemakaian akal. Paham dinamisme Islam yang ditonjolkan iqbal menjadikannya mendapat kedudukan penting dalam pembaharuan di India.
Ketiga, Iqbal juga menyatakan bahwa hancurnya bagdad sebagai pusat kemajuian pemikiran umat Islam di pertengahan abad ke-3 adalah faktor dominan yang menyebabkan kemundura umat Islam, ia juga menyatakan bahwa Zuhd yang terdapat dalam ajaran tasawuf yang hanya mengharuskan pemusatan perhatian kepada Tuhan dan apa yang berada dibAlik alam materi menjadikan umat Islam kurang mementingkan soal kemasyarakatan dalam Islam. Oleh karena itu, iqbal dalam ceramahnya sering menganjurkan agar ditingkatkan solidaritas antar umat dan persaudaraan Muslim untuk bisa melepaskan dari jajahan asing, ide ini didukung oleh ssebagian besar rakayat negerinya, baik umat Islam maupun Hindu.
Akan tetapi, ide iqbal terkait nasionAlisme yang berupa solidaritas antar agama mengalami perubahan, nasionAlisme India yang mencakup Muslim dan Hindu sangat bagus, tetapi sulit sekAli untuk dapat diwujudkan, bahkan ia curiga akan adanya konsep new-hinduisme dibAlik “NasionAlisme” yang mendapat dukungan dari umat Hindu. Menurut iqbal, di India terdapat dua umat besar, dan dalam pelaksanaan demokrasi barat di India, kenyataan itu harus diperhatikan, karena nasionAlisme ala barat menurutnya akan melahirkan materiAlisme dan atheisme yang dapat mengancam bagi peri kemanusiaan.Hal itu selain disebabkan penulakan iqbal terhadap ide-ide barat, juga dikarenakan adanya tuntutan umat Islam untuk membentuk sebuah pemerintahan sendiri. Sehingga kemudian terbentuklah pemerintahan Pakistan yang secara resmi merdeka pada tahun 1947.
Terkait dengan berdirinya Pakistan, Iqbal adalah seorang tokoh politik dan pembaharu yang memiliki peran besar bahkan disebut sebagai Bapak Pakistan, karena sejak ia menjabat sebagai presiden liga Muslimin, ia banyak memaparkan tentang perlunya membentuk negara muslim, bahkan dalam pidato kpredsidennya ia menyatakan bahwa terbentuknya negara muslim itulah yang menjadi tujuan akhir umat Islam. Mukti Ali mengutip pidoto kpresidenan tersebut sebagai berikut:
“Saya ingin melihat Punjab, Propinsi Nort-West Frontier, Sindh dan Baluchistan, bergabung menjadi satu negara. Berpemerintahan sendiri dalam kerajaan inggris atau diluar kerajaan inggris, pembentukan negara Muslim Barat laut India tampaknya mejadi tujuan akhir umat muslim, pAling tidak bagi umat Islam India Barat Laut”.
Ide tentang Pembentukan negara muslim yang menjadi harapan Muhammad Iqbal diteruskan dan diperjuangkan serta diwujuskan oleh Muhammad Ali Jinnah dan baru terwujud 9 tahun setelah iqbal meninggal (1938), yaitu pada tahun 1947.
MUHAMMAD ALI JINNAH
Muhammad Ali Jinnah lahir pada tanggal 25 desember 1876 di Karachi, orang tuanya adalah seorang saudagar. Sejak kecil ia dikenal sebagai seorang yang memiliki kecerdasan pikiran yang lebih dari pada teman-temannya, sehigga teman ayahnya yang merupakan orang inggris menganjurkan agar Jinnah melanjutkan pendidikannya ke inggris. Atas nasehat tersebut, pada umur 16 tahun ia berangkat ke inggriss untuk melanjutkan pendidikannya, dan baru kembAli ke India pada tahun 1896.
Sepulang dari inggris, Ali Jinnah memulai kariernya dengan menjadi seorang advokat di Bombay. Pada tahun 1906, Ali Jinnah bergabung dengan partai Kongres Nasional India, akan tetapi politik patuh dan setia kepada inggris yang terdapat dalam partainya tidak sesuai dengan pendiriannya yang menginginkan penentangan terhadap inggris untuk kepentingan nasional India. Ia juga menjauhkan diri dari liga muslim sampai dengan tahun 1913, yaitu ketika organisasi tersebut merubah sikap dan menerima ide pemerintahan sendiri bagi India sebagai tujuan perjuangan. Pada saat itu ia masih mempunyai keyakinan bahwa kepentingan umat Islam India dapat dijamin melalui ketentuan-ketentuan tertentu dalam undang-undang Dasar, ia juga masih sepakat dengan ide nasionAlisme India, sehingga ia masih mengadakan perundingan dan pembicaraan dengan pihak kongres nasional India terkait dengan naionAlisme India.
Akan tetapi, kemudian ia melihat bahwa untuk memperoleh pandangan yang sama antara umat Islam dan hindu amat sangat sulit, bahkan ia menolak dan menentang konsep nasionAlisme India Gandhi yang didalamnya umat Islam dan Hindu bergabung menjadi satu Bangsa, yang pada akhirnya mengharuskan ia keluar dari Partai Kongres.
Setelah ia mengikuti Konferensi Meja Bundar di London ia memutuskan untuk keluar dari arena politik dan menetap di inggris. Di sana ia menjadi advokat, tetapi pada tahun tahun 1934 atas permintaan teman-temannya termasuk Iqbal ia kembAli ke India, dan pada tahun itu juga ia terpilih sebagai ketua tetap liga Muslimin.
KAli ini liga muslimin dibahawah pimpinan Jinnah memiliki semangat baru, dan berubah menjadi gerakakan yang kuat. dengan adanya perkembangan ini umat Islam India mulai sadar, bahwa apa yang dikhawatirkan ulama terdahulunya telah menjadi kenyataan, diamana kekusaan hindu mulai terasa, umat Islam di daerah mayoritas mulai melihat perlunya adanya barisan kuat umat Islam di seluruh India.
Terbentuknya negara Pakistan
Pemikiran pembaharuan Ali Jinnah sebenarnya lebih pada ranah politik, pada awalnya ia beranggapan dan menganjurkan adanya nasionAlisme India, untuk melepaskan diri dari jajahan inggris, akan tetapi dari hasil reAlitas dan pengalaman yang ia rasakan membuatnya merubah haluan politiknya sejak ia menemukan kekecewaan bersama partai kongres. sejak itulah ia beranggapan bahwa kepentingan umat Islam di India tidak bisa lagi dijamin melalui perundingan dan terbentuknya sebuah undang-undang dasar India secara keseluruhan. Tetapi kepentingan umat Islam akan terjamin hanya melalui pembentukan negara tersendiri yang terpisah dari negara ummat Hindu di India.
Ali Jinnah mulai membahas masalah pembentukan negara Islam di rapata tahunan liga muslimin yang diadakan di lahore pada tahun 1940, yang kemudian menghasilkan persetujuan bahwa pembentukan negara tersendiri bagi umat Islam sebagai tujuan perjuangan liga muslimin. Sejak itulah Jinnah mulai memperjelas tentang negara Islam yang akan dibentuk (Pakistan). Menurutnya negara tersebut ialah sebuah negara yang berada dibawah kekuasaan umat Islam, tetapi tidak melupakan peran serta non-muslim dalam pemerintahan dengan menyesuaikan jumlah mereka disetiap daerah.
Pembentukan negara Islam (Pakistan) Jinnah dan Liga Muslimin mendapatkan dukungan umat Islam inidia, hal itu terlihat dari hasil pemilihan 1946, dimana liga muslimi memperoleh kemenangan di daerah-daerah yang nantinya masuk Pakistan. Kedudukan Ali Jinnah dalam perundingan dengan inggris dan partai kongres Nasional India mengenai masa depan Islam semakin kuat. Dan pada tahun 1947 Inggris mengeluarkan putusan untuk menyerahkan kedaulatan kepada dua dewan konstitusi, satu untuk Pakistan dan satu untuk India. Pada tanggal 14 agustus 1947 dewan konstitusi Pakistan dibuka dan pada tanggal 15 agustus 1947 diresmikan, Ali Jinnah diangkat menjadi Gubernur Jendral atau Pemimpin besar bagi rakyat Pakistan, dan pada hari itulah Pakistan lahir sebagai sebuah Negara umat Islam yang merdeka baik dari inggris ataupun India.
PENUTUP
Hal yang perlu dicatat disini ialah bahwa meskipun pembahasan di atas hanya meliputi dua tokoh, bukan berarti tidak ada tokoh lain yang berperan terkait dengan terbentuknya Pakistan, karena sebagaimana dijelaskan dalam oleh harun Nasution bahwa pemikiran pembaharuan Islam di India telah dimulai oleh Syah WAliyullah. Hanya saja, dari banyak tokoh pembaharu yang memiliki peran dominan terkait dengan terbentuknya Pakistan adalah Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah. Tetapi para Pembaharu-Pembaharu Lain juga mempunyai peran masing-masing terkait dengan hal itu, sebagaimana menurut harun nasution, Sayyid Ahmad Khan, dengan idenya tentang pentingnya Ilmu Pengetahuan, Sayyid Amir Ali yang menyatakan bahwa Islam tidak menentang kemajuan Modern secara disengaja atau tidak berperan dalam mewujudkan Pakistan.
DAFTAR PUSTAKA:
Ali, Mukti , Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung: Mizan,1998, Ct. 3.
Bilgrami, “Iqbal Sekilas Tentang Hidup dan Pikiran-Pikirannya”, terj. Djohan Effendi. Bulan
Bintang. 1982.
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, cet. XIV
__________05 May 2011
*) Lahir di Ds. Sana Daja Kec Pasean Kubupaten Pamekasan. sekarang Tinggal di DIY.
Dijumput dari: http://sejarah.kompasiana.com/2011/05/05/peran-muhammad-iqbal-dan-ali-jinnah-terhadap-terbentuknya-negara-pakistan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar